Perbedaan Maag dan GERD yang Sering Dianggap Sama
Belakangan ini, Maag dan refluks esofagitis (penyakit refluks gastroesofageal) telah menjadi penyakit yang umum, Kedua penyakit ini disebut penyakit lambung. Meski begitu, ternyata maag dan penyakit refluks gastroesofagus itu berbeda. Apa bedanya?
Sakit maag dan penyakit refluks gastroesofageal sama-sama menyebabkan mulas. Karena itu, banyak orang yang menganggap kedua penyakit itu sama. Namun setelah diteliti lebih lanjut, ternyata maag dan penyakit refluks gastroesophageal adalah dua penyakit yang berbeda.
Maag
Diambil dari berbagai sumber, “maag” merujuk pada kondisi maag. Saat penyakit ini terjadi, Helicobacter pylori (H. pylori) meradang dan merusak dinding asam lambung. Infeksi Helicobacter pylori disebabkan oleh berbagai penyebab. Hal ini umumnya disebabkan oleh suatu kondisi pada seseorang yang sering menyebabkannya terlambat makan. Selain itu, ada penyebab lain seperti merokok, konsumsi alkohol, riwayat maag, penuaan, konsumsi minuman berkafein, bahkan penyakit autoimun.
Mengonsumsi obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan maag.
Obat ini dikonsumsi dalam jangka waktu lama, dalam dosis besar, atau dikombinasikan dengan jenis obat tertentu yang dapat meningkatkan risiko terjadinya maag.
Penyakit refluks gastroesofageal
Penyakit refluks gastroesofageal adalah penyakit dimana asam lambung naik ke kerongkongan.
Ini adalah refluks asam kronis dan terjadi setidaknya sekali atau dua kali seminggu.
Penyebab utamanya adalah otot-otot di esofagus bagian bawah berkontraksi sehingga memudahkan asam lambung naik. Penyebab lainnya adalah makan berlebihan dan tidur setelah makan. Medical News Today menjelaskan penyebab lain penyakit gastroesophageal reflux yang tak kalah berbahayanya antara lain obesitas, stres, kecemasan berat, peningkatan kadar hormon tertentu, dan pasien hernia hiatus. Selain itu, mengonsumsi obat-obatan tertentu yang memiliki efek samping juga dapat menyebabkan penyakit gastroesophageal reflux. Obat yang bermasalah termasuk antihistamin, penghambat saluran kalsium, analgesik, obat penenang, dan antidepresan.
Perbedaan Gejala Maag dan Penyakit Refluks Gastroesofageal
Apakah orang sering mengira maag dan penyakit refluks gastroesofageal adalah penyakit yang sama, atau hanya istilah yang berbeda? Toh, itu dua hal yang berbeda, bukan? Perbedaan maag dan penyakit refluks gastroesophageal dapat diketahui dari gejala yang terjadi. Kedua penyakit ini mirip namun gejalanya berbeda.
Penderita maag merasakan sakit dan perih di perut bagian atas, tepat di antara tulang dada dan pusar. Hal ini dapat menimbulkan gejala lain seperti batuk, sakit tenggorokan, rasa pahit di tenggorokan, dan rasa asam di mulut. Penderita maag juga cepat mengalami kembung, bersendawa, perut kembung, mual, dan muntah.
Penyakit refluks gastroesofageal, sebaliknya, dapat menyebabkan gejala yang lebih serius seperti bau mulut, kerusakan gigi akibat asam berlebih, bersendawa (sensasi isi lambung mengalir kembali ke tenggorokan dan mulut), nyeri dada, dan nyeri terus-menerus. batuk kering. , asma, kesulitan menelan. Faktanya, tukak lambung yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan penyakit gastroesophageal reflux. Cara Mengobati Maag dan Penyakit Refluks Gastroesofageal Penting untuk mengetahui cara mengobati kedua gangguan lambung ini. Sebab, jika tidak ditangani dengan baik, kondisi pengidapnya akan semakin parah. Ada beberapa cara untuk mengatasi maag dan penyakit gastroesophageal reflux. Hindari Makanan Tidak Sehat Makanan tidak sehat merupakan pemicu utama terjadinya maag dan penyakit refluks gastroesophageal.
Oleh karena itu, masyarakat yang terkena dampak sangat disarankan untuk menghindari makanan yang dapat menimbulkan gejala kedua penyakit tersebut.
Makanan bermasalah antara lain minuman beralkohol, coklat, minuman berkafein, makanan berlemak, dan makanan berlemak. Ini termasuk makanan pedas, asin, dan asam. Perubahan Gaya Hidup Selain menghindari makanan tidak sehat, perubahan gaya hidup bisa menjadi langkah tepat dalam mengatasi maag dan penyakit gastroesophageal reflux. Misalnya, tidak merokok, tidak mengenakan pakaian ketat, mengontrol jumlah dan waktu makan, tidak tidur minimal tiga jam setelah makan, mengonsumsi makanan sehat, dan rutin berolahraga. Penggunaan Obat Secara Teratur Gejala maag dan penyakit refluks gastroesofageal dapat muncul pada waktu yang tidak tepat.
Oleh karena itu, sangat disarankan untuk segera meminum obat untuk meredakan gejalanya. Dokter biasanya meresepkan antibiotik, antasida, histamin, atau penghambat pompa platonis. Obat ini diminum untuk menetralisir dan mengurangi produksi asam lambung.